www.josephcphillips.com – Fakta Menarik Kamboja. Kamboja kini telah menjadi salah satu negara di Asia Tenggara dan mulai menarik banyak wisatawan. Lihat saja bagaimana Angkor Wat sekarang menjelma sebagai destinasi tempat favorit para wisatawan yang ingin mengunjungi salah satu candi paling besar di dunia.
Ya, di Angkor Wat, kamu bisa menikmati pemandangan candi tradisional Kamboja yang ikonik.
Namun, saya tidak hanya melihat candi-candi yang indah, tetapi sebenarnya ada beberapa fakta menarik tentang Kamboja yang saya lewatkan. apa pun?
Dalam laporan Intrepidtravel, Anda perlu mengetahui tujuh fakta menarik tentang Kamboja berikut ini:
1. Satu-satunya Negara dengan Bendera yang Menampilkan Bangunan
Sejak sekitar tahun 1850, bendera Kamboja diukir dengan gambar Angkor Wat di tengahnya. Bendera saat ini dengan perbatasan biru dan pusat merah (rasio garis 1: 2: 2: 1) diadopsi setelah kemerdekaan Kamboja pada tahun 1948. Itu digunakan sampai 9 Oktober 1970, ketika bendera baru diperkenalkan untuk Republik Khmer Lon nol’s, dan itu berlangsung sampai Khmer Merah mengambil alih pada tahun 1975. Negara bagian Kamboja Demokratik berikutnya didirikan dari 1975 hingga 1979. Bendera merah yang dirancang menggunakan tiga menara Angkor Wat dengan menara merah telah diawetkan dengan warna kuning sejak 1976. Kamboja didirikan pada 1979 setelah Vietnam menginvasi Kamboja.
Front Persatuan Keamanan Nasional Kamboja (FUNSK) mengembalikan bendera yang digunakan oleh Khmer Issarak pada hari-hari perlawanan anti-Prancis terhadap negara baru tersebut. Logo tersebut memiliki skema warna yang sama dengan logo DK, tetapi memiliki garis kuning lima menara Angkor Wat. Ketika PRK berganti nama menjadi “Negara Kamboja” (SOC) pada tahun 1989, bagian bawah bendera berubah menjadi biru. Selama periode transisi 1992-1993, logo UNTAC dan logo SOC Kamboja digunakan.
Pada tahun 1993, bendera Kamboja tahun 1948 diadopsi kembali. Bendera Kamboja saat ini, serta bendera Afghanistan, Bolivia, Portugal, San Marino, dan Spanyol, adalah satu-satunya enam bendera yang bertuliskan bangunan itu. [1] Merah dan biru adalah warna tradisional Kamboja.
Bendera yang digunakan saat ini sama dengan yang ditetapkan pada tahun 1948, meskipun terkadang dikatakan bahwa bendera yang lebih tua menggunakan garis merah di Angkor Wat, sedangkan bendera saat ini menggunakan warna hitam. Sejak itu, lima desain intervensi lainnya telah digunakan. Hampir semua orang menggunakan gambar candi Angkor Wat dalam satu bentuk atau lainnya. Situs candi yang terkenal ini berasal dari abad ke-12 dan dibangun oleh Raja Mahidharapura. Ini memiliki lima menara, tetapi tidak semuanya digambarkan dalam versi bergaya yang digunakan pada bendera. Monarki dipulihkan pada September 1993, dan bendera nasional pada 1948 dipulihkan pada Juni tahun yang sama.
Baca Juga:
Fakta menarik seputar Filipina
2. Keajaiban Dunia Angkor Wat
Anda tidak perlu berjalan kaki ke Roma atau Yunani untuk melihat bangunan spektakuler yang dibangun oleh nenek moyang kita. Bepergian saja ke negara tetangga kita, Kamboja, dan itu hanya tiga jam dengan pesawat. Selama liburan saya bulan lalu, saya berkesempatan mengunjungi Kamboja karena ingin melihat Angkor Wat dengan mata kepala sendiri, yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. UNESCO juga mendaftarkan Angkor di Siem Reap sebagai Situs Warisan Dunia. Berhubung tidak ada penerbangan langsung dari Indonesia ke Siem Reap, saya terbang dulu ke Kuala Lumpur. Dari sini, banyak maskapai menawarkan penerbangan langsung ke Siem Reap. Anda akan melihat bahwa kota kuno ini sejak tahun 1990-an telah menjadi penggemar wisata dunia. Tidak heran, harga makanan dan hotel di Siem Reap mungkin lebih tinggi daripada harga di Phnom Penh, ibu kota Kamboja.
Seperti biasa, saya selalu memesan semua trip dan hotel melalui internet sehingga ketika sampai di siem reap tidak perlu membuang waktu mencari hotel, bahkan tidak perlu repot-repot mencari ojek atau ojek . (Kamboja tuk tuk) Karena hotel sudah menyediakan layanan penjemputan. Meski biaya travelling ke Siem Reap terbilang mahal, pengalaman berharga didapat selama berada di kota tua. Penjelajah terkenal di dunia Henri Mouhot menulis pada abad ke-19 bahwa Siem Reap memiliki banyak bangunan istana, dan bangunan istana ini tidak kalah dengan kastil Eropa, yang juga benar. Tentu saja, istana yang dimaksud Mouhot adalah kompleks Angkor Wat di Siem Reap, Kamboja. Meski namanya Angkor, bangunan di sana tidak hanya Angkor Wat (Wat berarti buah yang diawetkan), tetapi juga banyak candi lain seperti Bayon, Ta Phrom, Ta Keo, Preah Khan dan Bantseay Srei.
Diperkirakan jumlah candi antik di Siem Reap ratusan bahkan ribuan, karena beberapa candi mungkin masih terkubur di bawah tanah.
3. Tradisi pernikahan
Kamboja adalah negara Asia Tenggara yang mungkin belum Anda kenal. Berita dari negara kecil ini sesekali muncul atau menjadi berita, ini adalah konflik antarwarga. Ini tentunya bukan kabar baik. Oleh karena itu, melalui website perfectweddingguide.com kita dapat mempelajari tentang tradisi budaya Kamboja yang unik dan kaya, terutama tradisi pernikahan.
Tak hanya dalam budaya Tionghoa, merah juga menjadi warna utama yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran masyarakat Kamboja. Warna ini melambangkan kebahagiaan dan merupakan warna sakral. Menurut tradisi kuno Kamboja, terdapat legenda atau mitos bahwa pasangan yang ditakdirkan untuk bersama berkumpul melalui benang merah yang tidak terlihat dengan mata telanjang.
Saat pasangan dewasa, mereka akan bersatu kembali, dan ketika mereka akhirnya bertemu untuk pertama kalinya, panjang garis merah di antara mereka akan menyusut.
Ah, inilah kenapa ada tradisi dalam pernikahan Kamboja dimana pangeran akan memakai benang merah dan mengikat pangeran yang menikahkan kedua mempelai di tengah, lalu berdoa agar kedua mempelai senantiasa bahagia dalam kehidupan berkeluarga. . Setelah itu diberikan benang merah kepada para undangan, yang nantinya juga akan mengikat benang merah tersebut menjadi simpul atau pita, kemudian didoakan untuk kedua mempelai. Setelah undangan upacara terakhir, seutas benang akan dililitkan di leher pengantin wanita sehingga pasangan tersebut mengingatkan diri mereka sendiri untuk memenuhi sumpah pernikahan mereka dan cinta serta hadiah dari para tamu yang menghadiri pernikahan.
4. Kamboja merayakan tahun baru bulan april
Tahun Baru Khmer-Khmer’s Chol Chnam Thmey-adalah salah satu festival utama di Kamboja. Komunitas yang berakar pada budaya Khmer – kebanyakan orang Kamboja dan etnis minoritas Khmer di Vietnam – berhenti bekerja selama tiga hari penuh untuk pulang dan merayakannya.
Tak seperti sebagian hari libur di kalender lunar, Tahun Baru Khmer mengikuti kalender Gregorian yang dirayakan sepanjang tiga hari, dari 13 hingga 15 April setiap tahun. Negara tetangga Buddhis seperti Myanmar, Thailand dan Laos merayakan Tahun Baru mereka pada atau sekitar hari yang sama.
Mengapa orang Khmer merayakan Tahun Baru?
Tahun Baru Khmer menandakan sudah berakhirnya musim panen tradisional, yaitu waktu luang buat para petani yang bekerja keras sepanjang tahun untuk bercocok tanam dan memanen padi. April adalah waktu yang sulit untuk beristirahat: musim panas telah mencapai puncaknya di bulan ini, jadi tidak mungkin bekerja lama di ladang.
Saat musim panen mereda, masyarakat pertanian mengalihkan perhatiannya pada upacara tahun baru menjelang musim hujan di akhir Mei.
Hingga abad ke-13, Tahun Baru Khmer dirayakan pada akhir November atau awal Desember. Raja Khmer (Suriyavaraman II atau Jayavaraman VII, tergantung siapa yang Anda tanya) memindahkan perayaan tersebut bertepatan dengan telah berakhirnya panen padi.
Tahun Baru Khmer bukan hanya hari libur keagamaan, meskipun banyak orang Khmer mengunjungi kuil untuk memperingati hari raya tersebut. Sok San dari Pusat Buddha Khmer menunjukkan bahwa hari raya ini adalah upacara nasional tradisional, tetapi bukan hanya acara keagamaan, bertentangan dengan fenomena di permukaan.
Bagaimana Khmer merayakan Tahun Baru?
Khmer merayakan Tahun Baru melalui ritual penyucian, kunjungan kuil, dan permainan tradisional.
Amat Khmer melakukan pembersihan mata air di rumah dan mendirikan altar untuk dipersembahkan kepada dewa Gunung Meru (Gunung Moru) yang legendaris.
Kuil ini juga menjadi taman bermain bagi masyarakat Khmer, yang memainkan permainan tradisional Khmer tahun ini. Misalnya, angkunh menggunakan angkun berukuran besar yang dibuang dan dipukul oleh tim lawan.
Tidak banyak cara untuk memberi penghargaan kepada pemenang – hanya sedikit sadisme yang dapat memukul tulang pecundang dengan benda padat!
Berapa lama Festival Tahun Baru Khmer berlangsung?
Perayaan Tahun Baru Kamboja berlangsung selama tiga hari dan setiap hari memiliki makna ritual dan ritualnya sendiri.
Hari pertama- “Moha Songkran” -memperingati kedatangan malaikat baru tahun ini.
Khmer ingin membersihkan rumah mereka hari itu. Mereka juga menyiapkan makanan bagi para biksu untuk memberkati pagoda.
Masyarakat Khmer yang konservatif saat ini hanya mengizinkan pria dan wanita menikah secara bebas, jadi Moha Sangkran sangat penting bagi pria dan wanita yang mencari pasangan masa depan. Permainan tradisional Tahun Baru memberikan kesempatan langka bagi pria dan wanita untuk bersosialisasi.
Hari kedua (“Vanabot”) adalah hari untuk memperingati para lansia, baik warga negara maupun lulusan. Khmer menyumbangkan uang kepada orang miskin pada hari ini. Di kuil, masyarakat Khmer memperingati leluhur melalui upacara yang disebut “bang scole”.
Mereka juga membangun menara pasir untuk mengenang orang mati. Stupa tersebut melambangkan pemakaman rambut dan mahkota Buddha, Culamuni Cetiya.
Hari ketiga- “Thgnai Loeung Sak” – secara resmi adalah hari pertama tahun baru.
Pada hari ini, stupa Khmer yang dibangun di kuil sangat beruntung. Para bhakta memandikan patung Buddha di vihara dalam sebuah upacara yang disebut “Pithi Srang Preah”, mereka juga memandikan sesepuh dan biksu sesuai dengan etiket dan meminta mereka untuk memaafkan kesalahan yang mereka lakukan di masa lalu.
Parade Kerajaan di ibu kota Phnom Penh mengakhiri hari perayaan, yang juga meliputi balapan gajah, pacuan kuda, dan pertandingan tinju.
5. Di kenal memiliki kuliner exstrem
Seperti yang kita ketahui bersama, banyak negara / wilayah di Asia Tenggara yang memiliki tujuan budaya, pariwisata dan kuliner yang ekstrem, tidak terkecuali Kamboja.
Negara ini tidak jauh dari Vietnam, Thailand dan Laos, dan juga terkenal dengan masakannya yang unik, yang jarang terlihat di tempat lain.
Kali ini Guideku merangkum kuliner khas Kamboja yang wajib kamu cicipi saat berkunjung ke Kamboja.
laba-laba
Bernama “A-Ping”. Ini bukan daging babi Kamboja, tapi tarantula. Laba-laba ini biasanya digunakan sebagai camilan berprotein utuh.
katak
Laporan Visit Angkor menunjukkan bahwa cara makan katak di Kamboja berbeda dengan negara lain.
Jika negara lain hanya makan kaki yang digoreng, orang Kamboja biasanya memasukkan daging babi ke dalam perut kodok dan kemudian memanggang atau menggorengnya.
bayi buaya
Yang menakutkan juga kali ini ada bayi buaya goreng. Giginya masih kecil, dan Anda dapat dengan mudah menemukan kelezatan pamungkas ini di pasar tradisional.
Anggur ular
Hobi minum? Saat Anda datang ke Kamboja, Anda bisa mencoba betapa uniknya rasa wine ular ini. Eits, tetapi Anda bahkan tidak ingin mencoba membawanya ke wisatawan di luar Kamboja. tidak dibutuhkan
Belalang
Kalau ini traveler Indonesia pasti sudah tidak asing lagi. Ternyata masakan andalan Kamboja juga datang dari para traveller.
Belalang ini terkenal dengan kerenyahannya dan biasanya dimakan dengan daging atau nasi hangat.
Baca Juga:
Fakta Tentang Tentara Israel, Bengis dan Kejam
6. Memiliki Danau Air Tawar Terbesar di Asia Tenggara
Dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asia Tenggara (seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam atau Brunei Darussalam), industri pariwisata Kamboja memang kalah jauh.
Namun, bukan berarti negara tersebut sama sekali tidak menarik dalam hal pariwisata. Di sisi lain, ada banyak tempat menarik, mungkin “dunia” yang tidak begitu dikenal dan sangat sulit untuk dijelajahi.
Berikut ini adalah hari libur sibuk yang menguraikan pesona Tonle Sap, danau air tawar terbesar di Asia Tenggara.
Tentang Tonle Sap
Tonle dalam bahasa Khmer berarti Sungai Da Tamsui. Dalam pengertian ini, Danau Tonle Sap diartikan sebagai danau besar. Danau Tonle Sap terbentuk oleh tekanan geologi yang disebabkan oleh tumbukan lempeng anak benua India dengan lempeng Asia, dan lempeng Asia kemudian menempati cekungan.
Dalam ekosistem dunia, Danau Tonle Sap memegang peranan penting yaitu sebagai salah satu titik penting keanekaragaman hayati ditetapkan sebagai biosfer oleh UNESCO pada tahun 1997.
Di kawasan dan sekitar danau terdapat banyak spesies hewan dan tumbuhan liar, mengingatkan pada keberadaan peradaban Khmer kuno. Danau Tonle Sap terletak di Siem Reap, provinsi Kamboja di barat laut Kamboja.
Provinsi ini memegang peranan penting sebagai pusat wisata dan budaya penting Kamboja karena merupakan pintu gerbang menuju kawasan wisata Angkot Wat yang terkenal.
Keunikan Tonle Sap
Telaga Tonle Sap tidak hanya menyandang gelar Telaga Agung, tetapi juga memiliki banyak keunikan tersendiri. Pertama, arus akan berubah arah dua kali setahun. Kedua, seiring pergantian musim, danau akan mengembang dan menyusut dengan tajam.
Dari November hingga Mei, saat Kamboja sedang mengalami musim kemarau, air Tolne Sap mengalir ke Sungai Mekong di Phnom Penh. Namun saat musim hujan tiba (mulai bulan Juni), air akan mengalir ke hulu dari Mekong kemudian mengisi Tonle Sap hingga danau tersebut memiliki aliran yang besar dan terlihat seperti danau yang sangat besar.
Secara umum, danau ini relatif dangkal sepanjang tahun, dengan kedalaman 1 meter dan luas 2.700 kilometer persegi. Kini, saat musim hujan tiba dan air kembali dari Sungai Mekong, danau Tonle Sap “mengembang” hingga seluas 16.000 kilometer persegi dan kedalaman 9 meter.
Hal yang menarik dari Tonle Sap adalah meski setiap tahun terus berkembang akibat banjir, tidak jadi soal. Kecepatan danau ini terisi dengan sedimen tanah tidak menjadi masalah bagi ekosistem di sana.
Di sisi lain, menurut penelitian, sejak 5.500 tahun yang lalu, danau telah mengendap pada kisaran 0,1-0,16 mm per tahun, yang tidak akan menimbulkan ancaman sedimen bagi danau, sebaliknya menjadi bagian penting dari ekosistem dan memberikan informasi penting. Nutrisi yang memicu produktivitas di dataran banjir.
Banyak air yang membanjiri dataran dan hutan sekitarnya, yang sebenarnya bermanfaat bagi reproduksi ikan. Transportasi tahunan dari endapan tanah subur dari Mekong menjadikan Danau Tonle Sap daerah penangkapan ikan pedalaman paling produktif di dunia.
Perikanan ini sempurna, mendukung lebih dari 3 juta orang dan menyediakan 75% tangkapan tahunan Kamboja. Selain itu, danau tersebut menyumbang 60% dari asupan protein hewani Kamboja.
Hal menarik tentang Tonle Sap
Danau Tonle Sap memang keajaiban di Kamboja. Selain untuk mendukung perikanan dan menjadi salah satu ekosistem paling hidup di dunia, danau ini juga dikenal dengan nama Boeung Tonle Sap dan merupakan salah satu tujuan wisata terpenting.
Di danau sepanjang 250 kilometer dan lebar 100 kilometer ini, Sahabat Silir bisa menghadirkan banyak kesenangan, termasuk paket pulang pergi, makan siang, dan interaksi dengan warga sekitar.
7. Memiliki Kendaraan yang Unik, yaitu Tuk tuk
Aboja juga memiliki kendaraan unik yang masih beroperasi yaitu tuk-tuk. Tuk-tuk adalah kendaraan mirip dagu yang dioperasikan di Thailand dan Kamboja.
Saat Anda tiba di Siem Reap atau Phnom Penh, hal pertama yang akan Anda temui adalah kendaraan berdekorasi unik ini, yang terletak di setiap sudut kota. Tuk-tuk tidak hanya menjadi alat transportasi bagi wisatawan, tetapi juga alat transportasi bagi masyarakat Kamboja.
Tertarik mengunjungi Kamboja?