Sejarah Singkat Tentang Kemerdekaan di Peru Yang Wajib Diketahui

www.josephcphillips.comSejarah Singkat Tentang Kemerdekaan di Peru Yang Wajib Diketahui. Di utara berbatasan dengan Ekuador dan Kolombia, di timur dengan Brasil, di tenggara dengan Bolivia, di selatan dengan Chili, dan di selatan dan barat dengan Samudra Pasifik. Peru adalah negara megadiverse dengan habitat mulai dari dataran gersang di wilayah pesisir Pasifik di barat hingga puncak pegunungan Andes yang membentang dari utara hingga tenggara negara tersebut hingga hutan hujan tropis Amazon Basin di timur dengan sungai Amazon . Dengan luas 1,28 juta km2 (0,5 juta mi2), Peru adalah negara terbesar ke-19 di dunia, dan terbesar ketiga di Amerika Selatan.

Wilayah Peru adalah rumah bagi beberapa budaya kuno. Mulai dari peradaban Norte Chico yang dimulai pada 3500 SM, peradaban tertua di Amerika dan salah satu dari lima tempat lahir peradaban, hingga Kerajaan Inca, negara bagian terbesar di Amerika pra-Kolombia, wilayah yang sekarang termasuk Peru memiliki salah satu sejarah terpanjang peradaban negara manapun, menelusuri warisannya kembali ke milenium ke-4 SM.

Kekaisaran Spanyol menaklukkan wilayah itu pada abad ke-16 dan mendirikan viceroyalitas yang meliputi sebagian besar wilayah Amerika Selatan, dengan ibukotanya di Lima. Peru secara resmi memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1821, dan setelah kampanye militer asing José de San Martín dan Simón Bolívar, dan pertempuran yang menentukan di Ayacucho, Peru menyelesaikan kemerdekaannya pada tahun 1824. Pada tahun-tahun berikutnya, negara tersebut menikmati stabilitas ekonomi dan politik yang relatif, yang berakhir tidak lama sebelum Perang Pasifik (1879–1884) dengan Chili.

Baca Juga: Terjadinya PD 1 dan Senjata Yang Digunakan

Sepanjang abad ke-20, Peru mengalami perselisihan teritorial bersenjata, kudeta, kerusuhan sosial, dan konflik internal, serta periode stabilitas dan peningkatan ekonomi. Alberto Fujimori terpilih menjadi presiden pada tahun 1990; pemerintahannya dikreditkan dengan menstabilkan ekonomi Peru dan berhasil mengakhiri pemberontakan Shining Path, meskipun dia secara luas dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan perbedaan pendapat politik. Fujimori meninggalkan kursi kepresidenan pada tahun 2000 dan didakwa melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan dipenjara. Bahkan setelah rezim presiden, pengikut Fujimori, yang disebut Fujimoristas, telah menyebabkan kekacauan politik bagi faksi lawan yang berkuasa, yang menyebabkan presiden Pedro Pablo Kuczynski mengundurkan diri pada Maret 2018.

Negara berdaulat Peru adalah republik demokratis perwakilan yang dibagi menjadi 25 wilayah. Peru adalah negara berkembang, peringkat 82 dalam Indeks Pembangunan Manusia, dengan tingkat pembangunan manusia yang tinggi dengan tingkat pendapatan menengah ke atas dan tingkat kemiskinan sekitar 19 persen. Ini adalah salah satu ekonomi paling makmur di kawasan ini dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 5,9% dan memiliki salah satu tingkat pertumbuhan industri tercepat di dunia dengan rata-rata 9,6%. Kegiatan ekonomi utamanya meliputi pertambangan, manufaktur, pertanian dan perikanan; bersama dengan sektor lain yang sedang berkembang seperti telekomunikasi dan bioteknologi. Negara ini merupakan bagian dari The Pacific Pumas, pengelompokan politik dan ekonomi negara-negara di sepanjang pantai Pasifik Amerika Latin yang berbagi tren pertumbuhan positif yang sama, fondasi makroekonomi yang stabil, tata kelola yang lebih baik, dan keterbukaan terhadap integrasi global. Peru menempati peringkat tinggi dalam kebebasan sosial; itu adalah anggota aktif Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik, Aliansi Pasifik, Kemitraan Trans-Pasifik dan Organisasi Perdagangan Dunia; dan dianggap sebagai kekuatan menengah.

Peru memiliki populasi 32 juta, yang meliputi Amerindian, Eropa, Afrika, dan Asia. Bahasa lisan utama adalah bahasa Spanyol, meskipun sejumlah besar orang Peru berbicara Quechua atau bahasa asli lainnya. Perpaduan tradisi budaya ini telah menghasilkan keragaman ekspresi yang luas di bidang seni, kuliner, sastra, dan musik.

Etimologi

Nama negaranya mungkin berasal dari Birú, nama seorang penguasa lokal yang tinggal di dekat Teluk San Miguel, Kota Panama, pada awal abad ke-16. Penakluk Spanyol, yang tiba pada tahun 1522, percaya bahwa ini adalah bagian paling selatan dari Dunia Baru. Ketika Francisco Pizarro menyerbu daerah yang lebih jauh ke selatan, mereka kemudian dinamai Birú atau Perú.

Sejarah alternatif diberikan oleh penulis kontemporer Inca Garcilaso de la Vega, putra seorang putri Inca dan penakluk. Dia mengatakan bahwa nama Birú adalah nama orang Amerindian biasa yang dialami oleh awak kapal dalam misi eksplorasi untuk gubernur Pedro Arias de Ávila, dan kemudian menceritakan lebih banyak contoh kesalahpahaman karena kurangnya bahasa yang sama.

Kerajaan Spanyol memberi nama status hukum dengan 1529 Capitulación de Toledo, yang menetapkan Kekaisaran Inca yang baru ditemui sebagai provinsi Peru. Di bawah pemerintahan Spanyol, negara mengadopsi denominasi Viceroyalty of Peru, yang menjadi Republik Peru setelah kemerdekaan.

Sejarah Peru

Bukti paling awal keberadaan manusia di wilayah Peru berasal dari sekitar 12.500 SM di pemukiman Huaca Prieta. Masyarakat Andes didasarkan pada pertanian, menggunakan teknik seperti irigasi dan terasering; peternakan unta dan penangkapan ikan juga penting. Organisasi mengandalkan timbal balik dan redistribusi karena masyarakat ini tidak memiliki gagasan tentang pasar atau uang. Masyarakat kompleks tertua yang diketahui di Peru, peradaban Norte Chico, berkembang di sepanjang pantai Samudra Pasifik antara 3.000 dan 1.800 SM. Perkembangan awal ini diikuti oleh budaya arkeologi yang berkembang terutama di sekitar wilayah pesisir dan Andes di seluruh Peru. Budaya Cupisnique yang berkembang dari sekitar 1000 hingga 200 SM di sepanjang tempat yang sekarang menjadi Pantai Pasifik Peru adalah contoh budaya pra-Inca awal.

Budaya Chavín yang berkembang dari 1500 hingga 300 SM mungkin lebih merupakan fenomena religius daripada politik, dengan pusat keagamaan mereka di Chavín de Huantar. Setelah penurunan budaya Chavin sekitar awal abad ke-1 M, serangkaian budaya lokal dan khusus naik dan turun, baik di pantai maupun di dataran tinggi, selama seribu tahun berikutnya. Di pantai, ini termasuk peradaban Paracas, Nazca, Wari, dan Chimu dan Moche yang lebih menonjol.

Suku Moche, yang mencapai puncaknya pada milenium pertama M, terkenal karena sistem irigasi mereka yang menyuburkan daerah kering mereka, tembikar keramik mereka yang canggih, bangunannya yang tinggi, dan pengerjaan logam yang cerdas. Chimu adalah pembangun kota besar dari peradaban pra-Inca; sebagai konfederasi lepas dari kota-kota bertembok yang tersebar di sepanjang pantai utara Peru, Chimu berkembang dari sekitar tahun 1140 hingga 1450. Ibukota mereka berada di Chan Chan di luar Trujillo yang sekarang. Di dataran tinggi, baik budaya Tiahuanaco, dekat Danau Titicaca di Peru dan Bolivia, dan budaya Wari, dekat kota Ayacucho saat ini, mengembangkan pemukiman perkotaan besar dan sistem negara bagian yang luas antara tahun 500 dan 1000 M.

Pada era ke- 15, kaum Inca timbul selaku negeri kokoh yang, dalam kurun durasi satu era, membuat kerajaan terbanyak di Amerika pra- Kolombia dengan bunda kota mereka di Cusco. Kaum Inca of Cusco awal mulanya menggantikan salah satu golongan etnik kecil serta relatif kecil, Quechuas. Berdikit- dikit, pada dini era ketiga simpati, mereka mulai bertumbuh serta mencampurkan orang sebelah mereka. Perluasan Inca lelet hingga dekat medio era ke- 15, kala laju penawanan mulai bertambah, paling utama di dasar rezim kaisar Pachacuti. Di dasar pemerintahannya serta putranya, Topa Inca Yupanqui, kaum Inca memahami beberapa besar area Andes, dengan populasi 9 sampai 16 juta jiwa di dasar rezim mereka. Pachacuti pula memublikasikan isyarat hukum yang menyeluruh buat menata kekaisarannya yang amat besar, sembari mengkonsolidasikan daulat temporal serta kebatinan absolutnya selaku Dewa Mentari yang menyuruh dari Cusco yang dibentuk kembali dengan akbar. Dari tahun 1438 sampai 1533, kaum Inca memakai bermacam tata cara, dari penawanan sampai peleburan rukun, buat mencampurkan beberapa besar Amerika Selatan bagian barat, yang berfokus di pegunungan Andes, dari Kolombia selatan sampai Chili utara, di antara Samudra Pasifik di barat. serta hutan hujan Amazon di timur. Bahasa sah imperium merupakan Quechua, walaupun ratusan bahasa serta aksen lokal dipakai. Kaum Inca mengatakan kerajaan mereka selaku Tawantinsuyu yang bisa diterjemahkan selaku” 4 Area” ataupun” 4 Provinsi yang Bersuatu.” Banyak wujud penyembahan lokal yang bertahan di imperium, mayoritas mengenai bertuah lokal Huacas, namun kepemimpinan Inca mendesak deifikasi Inti, dewa mentari serta mendesakkan kedaulatannya di atas kultus lain semacam Pachamama. Kaum Inca menyangka Raja mereka, Sapaan Inca, selaku” anak mentari.

Penaklukan dan masa kolonial

Atahualpa (juga Atahuallpa), Sapa Inca terakhir, menjadi kaisar ketika dia mengalahkan dan mengeksekusi kakak tirinya Huáscar dalam perang saudara yang dipicu oleh kematian ayah mereka, Inca Huayna Capac. Pada bulan Desember 1532, sekelompok penjajah (didukung oleh Chankas, Huancas, Cañaris dan Chachapoyas sebagai pembantu India) yang dipimpin oleh Francisco Pizarro mengalahkan dan menangkap Kaisar Inca Atahualpa dalam Pertempuran Cajamarca. Penaklukan Spanyol atas Peru adalah salah satu kampanye terpenting dalam penjajahan Spanyol di Amerika. Setelah bertahun-tahun eksplorasi awal dan konflik militer, itu adalah langkah pertama dalam kampanye panjang yang memakan waktu puluhan tahun pertempuran tetapi berakhir dengan kemenangan Spanyol dan penjajahan di wilayah yang dikenal sebagai Viceroyalty of Peru dengan ibukotanya di Lima, yang kemudian dikenal sebagai “La Ciudad de los Reyes” (Kota Para Raja). Penaklukan Peru menyebabkan kampanye spin-off di seluruh viceroyalty serta ekspedisi menuju Lembah Amazon seperti dalam kasus upaya Spanyol untuk memadamkan perlawanan Amerindian. Perlawanan Inca terakhir ditekan ketika Spanyol memusnahkan Negara Neo-Inca di Vilcabamba pada tahun 1572.

Baca Juga: Ulasan Mengapa Dolar selalu Naik Dan Rupiah Selalu Menurun

Penduduk asli secara dramatis runtuh secara drastis karena penyakit epidemik yang dibawa oleh Spanyol serta eksploitasi dan perubahan sosial ekonomi. Raja Muda Francisco de Toledo mereorganisasi negara pada tahun 1570-an dengan pertambangan emas dan perak sebagai kegiatan ekonomi utamanya dan kerja paksa Amerindian sebagai tenaga kerja utamanya. Dengan ditemukannya pondok emas dan perak yang besar di Potosí (sekarang Bolivia) dan Huancavelica, viceroyalitas berkembang sebagai penyedia penting sumber daya mineral. Emas batangan Peru memberikan pendapatan bagi Kerajaan Spanyol dan memicu jaringan perdagangan kompleks yang meluas hingga ke Eropa dan Filipina. Don Sebastian Hurtado de Corcuera, gubernur Panama juga bertanggung jawab atas pemukiman Kota Zamboanga di Filipina, yang sekarang berbicara dalam bahasa Kreol Spanyol dengan mempekerjakan tentara dan penjajah Peru. Karena kurangnya tenaga kerja yang tersedia, budak Afrika ditambahkan ke populasi tenaga kerja. Perluasan aparat administrasi kolonial dan birokrasi sejalan dengan reorganisasi ekonomi. Dengan penaklukan mulailah penyebaran agama Kristen di Amerika Selatan; kebanyakan orang secara paksa memeluk agama Katolik, hanya membutuhkan satu generasi untuk mengubah penduduk. Mereka membangun gereja di setiap kota dan mengganti beberapa kuil Inca dengan gereja, seperti Coricancha di kota Cusco. Gereja menggunakan Inkuisisi, memanfaatkan penyiksaan untuk memastikan bahwa umat Katolik yang baru bertobat tidak menyimpang ke agama atau kepercayaan lain. Katolik Peru mengikuti sinkretisme yang ditemukan di banyak negara Amerika Latin, di mana ritual agama asli diintegrasikan dengan perayaan Kristen. Dalam upaya ini, gereja memainkan peran penting dalam akulturasi penduduk asli, menarik mereka ke dalam orbit budaya para pemukim Spanyol.

Pada abad ke-18, penurunan produksi perak dan diversifikasi ekonomi sangat mengurangi pendapatan kerajaan. Sebagai tanggapan, Mahkota memberlakukan Reformasi Bourbon, serangkaian dekrit yang menaikkan pajak dan mempartisi Viceroyalty. Undang-undang baru tersebut memprovokasi pemberontakan Túpac Amaru II dan pemberontakan lainnya, yang semuanya ditumpas. Sebagai akibat dari ini dan perubahan lainnya, orang Spanyol dan penerus kreol mereka datang untuk memonopoli kendali atas tanah, merebut banyak tanah terbaik yang ditinggalkan oleh depopulasi penduduk asli secara besar-besaran. Namun, Spanyol tidak menahan ekspansi Portugis ke Brasil melintasi meridian. Perjanjian Tordesillas menjadi tidak berarti antara tahun 1580 dan 1640 sementara Spanyol menguasai Portugal. Kebutuhan untuk memudahkan komunikasi dan perdagangan dengan Spanyol menyebabkan perpecahan viceroyalty dan penciptaan viceroyalty baru di Granada Baru dan Rio de la Plata dengan mengorbankan wilayah yang membentuk Viceroyalty of Peru; ini mengurangi kekuatan, keunggulan dan pentingnya Lima sebagai ibu kota raja muda dan menggeser perdagangan Andes yang menguntungkan ke Buenos Aires dan Bogotá, sementara jatuhnya produksi pertambangan dan tekstil mempercepat pembusukan progresif Viceroyalty Peru.

Akhirnya, viceroyalitas akan bubar, seperti halnya sebagian besar kerajaan Spanyol, ketika ditantang oleh gerakan kemerdekaan nasional pada awal abad kesembilan belas. Gerakan-gerakan ini mengarah pada pembentukan mayoritas negara-negara modern Amerika Selatan di wilayah-wilayah yang pada satu titik atau lainnya merupakan Viceroyalty Peru. Penaklukan dan koloni membawa campuran budaya dan etnis yang tidak ada sebelum Spanyol menaklukkan wilayah Peru. Meskipun banyak dari tradisi Inca hilang atau diencerkan, adat istiadat baru, tradisi dan pengetahuan ditambahkan, menciptakan budaya campuran Peru yang kaya. Dua dari pemberontakan pribumi terpenting melawan Spanyol adalah yang terjadi pada Juan Santos Atahualpa pada tahun 1742, dan Pemberontakan Túpac Amaru II pada tahun 1780 di sekitar dataran tinggi dekat Cuzco.

Kemerdekaan

Pada awal abad ke-19, sementara sebagian besar negara Amerika Selatan dilanda perang kemerdekaan, Peru tetap menjadi benteng pertahanan kerajaan. Ketika kaum elit terombang-ambing antara emansipasi dan kesetiaan kepada Monarki Spanyol, kemerdekaan dicapai hanya setelah pendudukan oleh kampanye militer José de San Martín dan Simón Bolívar.

Krisis ekonomi, hilangnya kekuasaan Spanyol di Eropa, perang kemerdekaan di Amerika Utara, dan pemberontakan penduduk asli semuanya berkontribusi pada iklim yang mendukung perkembangan gagasan emansipasi di antara penduduk Criollo di Amerika Selatan. Namun, oligarki Criollo di Peru menikmati hak istimewa dan tetap setia kepada Kerajaan Spanyol. Gerakan pembebasan dimulai di Argentina di mana junta otonom dibentuk sebagai akibat hilangnya otoritas pemerintah Spanyol atas koloninya.

Setelah berjuang untuk kemerdekaan Viceroyalty Rio de la Plata, José de San Martín membentuk Tentara Andes dan menyeberangi Andes dalam 21 hari. Sesampai di Chili, dia bergabung dengan tentara Chili Jenderal Bernardo O’Higgins dan membebaskan negara itu dalam pertempuran Chacabuco dan Maipú pada tahun 1818. Pada tanggal 7 September 1820, armada delapan kapal perang tiba di pelabuhan Paracas di bawah komando Jenderal José de San Martin dan Thomas Cochrane, yang bertugas di Angkatan Laut Chili. Segera pada 26 Oktober, mereka menguasai kota Pisco. San Martin menetap di Huacho pada 12 November, di mana ia mendirikan markasnya sementara Cochrane berlayar ke utara dan memblokir pelabuhan Callao di Lima. Pada saat yang sama di utara, Guayaquil diduduki oleh pasukan pemberontak di bawah komando Gregorio Escobedo. Karena Peru merupakan benteng pertahanan pemerintah Spanyol di Amerika Selatan, maka strategi San Martin untuk membebaskan Peru adalah dengan menggunakan jalur diplomasi. Dia mengirim perwakilan ke Lima mendesak Raja Muda agar Peru diberikan kemerdekaan, namun semua negosiasi terbukti tidak berhasil.

Raja Belia Peru, Joaquín de la Pazuela menunjuk José de la Serna komandan paling tinggi angkatan loyalis buat mencegah 5 dari bahaya agresi oleh San Martin. Pada bertepatan pada 29 Januari, de la Serna mengorganisir kudeta kepada de la Pazuela, yang diakui oleh Spanyol serta ia diberi julukan Raja Belia Peru. Perampasan kewenangan dalam ini berkontribusi pada kesuksesan angkatan yang melepaskan. Buat menjauhi peperangan tentara, San Martin berjumpa dengan raja belia yang terkini dinaikan, José de la Serna, serta menganjurkan buat membuat despotisme konstitusional, suatu ide yang ditolak. De la Serna meninggalkan kota, serta pada 12 Juli 1821 San Martin mendiami 5 serta menyatakan kebebasan Peru pada 28 Juli 1821. Beliau menghasilkan bendera Peru awal. Peru Atas( Bolivia) senantiasa jadi baluarti Spanyol hingga angkatan Simón Bolívar membebaskannya 3 tahun setelah itu. José de San Martin diklaim selaku Penjaga Peru. Bukti diri nasional Peru ditempa sepanjang rentang waktu ini, sebab cetak biru Bolivarian buat Konfederasi Amerika Latin kandas serta aliansi dengan Bolivia teruji sedangkan.

Simon Bolivar meluncurkan kampanyenya dari utara, melepaskan Viceroyalty dari Granada Terkini dalam Pertempuran Carabobo pada tahun 1821 serta Pichincha satu tahun setelah itu. Pada Juli 1822, Bolivar serta San Martin terkumpul di Rapat Guayaquil. Bolivar didiamkan bertanggung jawab atas pembebasan penuh Peru sedangkan San Martin pensiun dari politik sehabis parlemen awal dibangun. Kongres Peru yang terkini dibuat bernama buta hati Bolivar dari Peru, memberinya kewenangan buat menata tentara.

Dengan bantuan Antonio José de Sucre, mereka mengalahkan tentara Spanyol yang lebih besar dalam Pertempuran Junín pada 6 Agustus 1824 dan Pertempuran Ayacucho yang menentukan pada 9 Desember tahun yang sama, mengkonsolidasikan kemerdekaan Peru dan Alto Peru. Alto Peru kemudian didirikan sebagai Bolivia. Selama tahun-tahun awal Republik, perebutan kekuasaan yang endemik antara para pemimpin militer menyebabkan ketidakstabilan politik.