10 Fakta Tentang Kalimantan Timur dan Kutai Kartanegara

www.josephcphillips.com10 Fakta Tentang Kalimantan Timur dan Kutai Kartanegara. Presiden Jokowi telah menetapkan lokasi ibu kota pindah ke Kalimantan Timur, tepatnya di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara (Penajam Paser). Utara). Wacana pemindahan ibu kota sudah ada sejak zaman Bung Karno, dan mulai dikenal pada periode kedua pemerintahan Jokowi.

Relokasi ibu kota

Hal tersebut pun membuat netizen penasaran dengan berbagai fakta Kalimantan Timur, khususnya Ibukota. Belum lagi pro dan kontra wacana seputar migrasi ibu kota.

Pindah ibu kota ke Kalimantan Timur

Penasaran dengan fakta menarik tentang Kalimantan Timur (Khususnya Kutai Kartanegara)? Sebelum pindah ibu kota ke Kalimantan Timur, ada baiknya Anda mengetahui 7 fakta berikut ini.

  1. Lahirnya Kalimantan Timur

Kalimantan Timur ialah pelopor peradaban Indonesia. Urusan ini dibuktikan dengan ditemukannya website kerajaan paling tua di Indonesia yakni Kerajaan Kutai Martadipura( Kerajaan Kutai Martadipura) yang berganti nama sebagai Kerajaan Mulawarman dan berada di distrik Muara Kaman( Muara Kaman). Disinyalir kalau kerajaan ini terdapat pada abad ke- 4 dengan dengan Raja Mulawarman Nala Dewa( Mulawarman Nala Dewa) yang tersohor. Keturunan Raja Mulawarman digelar sampai Raja ke- 25 yang bernama Maharaja Dharma Setia( abad ke- 13), sampai ditaklukkan oleh Kerajaan Kutai Kartanegara dan penjajah Belanda menembus ke Kalimantan Timur sampai Musim dingin Provinsi Kalimantan Timur terbentuk pada tanggal 1, dan pada tahun 1957 sebagai extra dari Provinsi Kalimantan.

Sejarah Kalimantan Timur mampu dibilang telah begitu berumur. Para ahli sejarah menuturkan kalau Kalimantan bagian timur sudah diisi semenjak Era Es. Penduduknya pada saat itu berasal dari ras Negrid Weddid, dan mereka telah tak terdapat lagi. Saya berlabuh dan tinggal di daerah Proto Melayu atau Kalimantan Timur dari kumpulan Melayu berumur sekitar 3000 SM. Sekitar 500 SM, kumpulan pendatang dua berlabuh, yakni kumpulan Deutro- Melayu atau Melayu Belia.

  1. Rumah Adat Budaya 

Rumah adat Lamin adalah nama rumah adat suku Dayak suku Benuaq di Kalimantan Timur.

Seperti rumah suku Dayak lainnya di Kalimantan, rumah adat Lamin juga berbentuk panggung, dengan panjang sekitar 300 meter, lebar 15 meter, dan tinggi hingga 3 meter.

Rumah Lamin biasanya tinggal di 25 sampai 30 keluarga, atau bisa menampung sekitar 100 orang. Rumah Lamin terbuat dari kayu besi.

Orang Dayak yang tinggal di rumah Lamin terdiri dari ras yang berbeda, masing-masing dengan bentuknya sendiri-sendiri.

Mereka membangun rumah Lamin di sepanjang tepi sungai yang melewati hutan Kalimantan.

Suku Dayak Benuaq yang tinggal di wilayah timur Kalimantan tinggal di sebuah rumah di Lamin yang terletak di tepian Sungai Muara Lawa, Ohong, dan Muara Pahu di sekitar Danau Jempang di Kabupaten Kutai (Kabupaten Kutai).

Baca Juga: 20 Fakta Tentang Negara Libya

Lamin artinya rumah panjang adalah sejenis arsitektur vernakular. Banyak tempat bisa ditemukan di Kalimantan Timur.

Bentuk struktur rumah Lamin

Kondisi geografis Kalimantan Timur yang banyak sungai-sungai besar, dan rumah-rumah Lamin dibangun oleh suku Dayak yang tinggal diam di sepanjang aliran sungai utama.

Secara geografis, wilayah Kutai Barat Kalimantan Timur memiliki struktur tanah gambut dengan kandungan mineral yang cukup besar, terutama batubara.

Kondisi lingkungan Kutai Barat juga berada di garis katulistiwa yang sebagian besar tertutup oleh hutan hujan tropis yang lebat.

Keadaan ini menyebabkan iklim yang sangat panas dan cuaca dengan kelembaban tinggi.

Dengan cara ini, konstruksi rumah Lamin dapat dibuat dalam bentuk rumah panggung atau kotak ramping, menggunakan dinding kulit kayu dan atap pita beratap.

Untuk menghindari panas tanah yang lembab, sirkulasi udara dalam ruangan berjalan lancar.

Karena dinding dan lantai cukup berpori untuk memungkinkan udara bersirkulasi, atap pelana yang memanjang dari timur ke barat juga ideal untuk memprediksi radiasi matahari.

Selain untuk memprediksi kondisi iklim, rumah Lamin juga bisa digunakan sebagai pertahanan terhadap binatang buas dan serangan suku lainnya.

Pilar rumah panggung biasanya berfungsi sebagai kandang babi dan bisa digunakan untuk beberapa ekor anjing.

Tangga menuju rumah Lamin terbuat dari balok kayu utuh yang satu sisinya terdiri dari anak tangga, sedangkan sisi lainnya masih berbentuk silinder.

Pada siang hari, sisi anak tangga menghadap ke atas untuk memungkinkan kru naik turun.

Namun pada malam hari jabatannya dibalik alhasil sisi silinder berada di atas, sehingga reptil seperti ular tidak bisa naik ke Lamin.

Tata Letak Rumah Raming

Ada tiga ruangan di rumah Laming, yaitu dapur, kamar tidur kecil dan ruang tamu.

Karena rumah Lamin tinggal di ratusan keluarga.

Oleh karena itu krt mempunyai ruang dapur, ruang khusus untuk orang yang sudah menikah, dan ruang keluarga yang sering menjadi tempat umum.

Karena itu meluas ke satu ruangan di sepanjang bagian depan ruang keluarga.

Selain digunakan sebagai ruang pertemuan, ruang tamu atau ruang keluarga, ruangan tersebut juga bisa digunakan sebagai tempat tidur anak yang belum menikah.

Rumah Lamin membangun beberapa tiang penyangga untuk menopang rumah.

Pilar-pilar rumah Lamin terbagi menjadi dua bagian, yaitu tiang penyangga inti yaitu tiang penyangga atap rumah Lamin, dan tiang penyangga lainnya merupakan tiang penyangga lantai rumah Lamin.

Rumah Lamin dalam masyarakat Dayak ibarat sebuah desa, semua anggota masyarakat hidup bersama di bawah satu atap membentuk komunitas.

Di rumah Lamin terdapat beberapa ruangan, antara lain ruang privat di kediaman keluarga dan ruang bersama.

Komunitas di rumah Laming biasanya adalah kerabat dekat, dan jika ada keluarga lain yang ingin bergabung, akan dibangun satu unit di salah satu ujung bangunan.

Jika anggota ingin melarikan diri, unit tersebut akan dibongkar.

Dalam komunitas yang tinggal di rumah Lamin, terdapat seorang tokoh adat yang tinggal di tengah bangunan.

Di rumah Lamin, ujung atap rumah dihiasi dengan hiasan kepala naga, melambangkan kebesaran, kebangsawanan dan kepahlawanan.

Halaman rumah dipenuhi dengan patung Blontang, yang menggambarkan para dewa sebagai penjaga rumah atau desa.

  1. Suku

Sebagian besar suku Kutai, Dayak Kutai atau Urang Kutai beragama Islam dan tinggal di kedua sisi sungai. Mereka adalah salah satu suku Dayak, yaitu orang Dayak yang tinggal di wilayah timur Kalimantan.

Suku Kutai berdasarkan tipenya, termasuk suku Melayu. Kutai awalnya adalah nama wilayah yang dihuni oleh masyarakat adat Kalimantan dan saat ini berpenduduk 368.000 jiwa.

Suku ini memiliki kesamaan adat istiadat dengan suku Dayak atau suku Dayak Tunjung-Benuaq, seperti Aerau atau ritual adat meriah, Belarusia atau ritual tari untuk menyembuhkan penyakit, mantra dan sihir.

Masih ada budaya Melayu yang erat antara Suku Kutai dan Suku Banjar.

Meski sebagian besar masyarakat mempercayai agama Islam, namun suku Kutai yang tinggal di desa Kedang Ipil tidak banyak, sebelum agama tersebut masuk ke Kalimantan, Kutai Kartanegara percaya pada kepercayaan Kaharingan atau kepercayaan suku Dayak.

Masih ada budaya Melayu yang erat antara Suku Kutai dan Suku Banjar. Hal ini terlihat dari kesenian kedua suku tersebut, seperti pertunjukan Mamanda atau seni drama Jepen / Zapin, musik musik yang sesak dan budaya puisi, seperti Tasur.

Menurut tradisi lisan suku Kutai, antara 3000-1500 SM, suku dari Yunnan, Tiongkok ini terdiri dari gelandangan hingga mencapai Pulau Kalimantan melalui jalur melalui Hainan, Taiwan, dan Filipina. Kemudian, menyeberangi Laut Cina di Vietnam menuju Kalimantan Timur.

Pada Zaman Es, proses pergerakan tidak begitu sulit, karena pembekuan Kutub Utara dan Selatan serta kutub Utara dan Selatan menyebabkan permukaan laut turun drastis. Hanya dengan perahu kecil yang terbuat dari ranting bambu, sangat mudah untuk melintasi Selat Karimata dan Laut Cina Selatan menuju Kalimantan Timur.

Saat itu, pendatang dari daratan Cina ke Kalimantan Timur termasuk orang kulit hitam dan suku Vedy.

Dengan perkembangan zaman, bahasa Kutai saat ini terbagi menjadi 4 dialek, yaitu:

  1. Kutai Tenggarong
  2. Kutai Kota Bangun
  3. Kutai Muara Ancalong
  4. Kutai Sangatta

Selain kesamaan linguistik antara bahasa Kutai dan bahasa Banjar, bahasa Kutai juga mirip dengan bahasa Dayak lainnya dalam kosa kata.

Misalnya kata “nade” dalam bahasa Kutai Kota Bangun; atau “nadai” dalam bahasa Kantu yang artinya “tidak”.

Selain itu, ada pula kata “celap” dalam bahasa Thai Terengganu kuno, “celap” dalam bahasa Dayak Iban dan Dayak Tunjung, dan “gelap” dalam bahasa Dayak Benuaq yang artinya dingin.

Begitu pula dengan kata “Baku” (bahasa Kutai Tenggarong), atau “balu” dalam bahasa Dayak Iban, dan “balu” dalam bahasa Dayak Benuaq, juga memiliki arti janda.

“Hek, yang dilafalkan dalam Dengaron Thailand Kuno”, memiliki arti yang sama dengan “dia”, yang juga diucapkan dalam bahasa Tionghoa Dayak Dun, yaitu no.

  1. Makanan Khas

Makanan khas Kalimantan Timur merupakan perpaduan budaya suku Kutai dan Dayak, ditambah dengan budaya suku pendatang seperti suku Banjar, Bugis dan Banjar. Apa makanan utama di Kalimantan Timur?

Beberapa makanan khas Kalimantan Timur yang bisa Anda nikmati antara lain: pisang, nasi kuning, ayam pedas, nasi millet, sate asin dan asin, ampang, nun ruan, bubur pedas, dll.

  1. Bandara

Pembangunan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sabingen dimulai pada masa penjajahan Belanda hingga kemerdekaan Indonesia. Ini terutama digunakan dalam kegiatan perusahaan minyak Belanda di daerah Balikpapan. Bandara tersebut menjadi bandara sipil setelah diserahkan kepada Administrasi Umum Angkutan Udara Republik Indonesia pada tahun 1960. Bandara tersebut akhirnya dikelola oleh Perum Angkasa Pura I (sekarang PT Angkasa Pura I) sesuai dengan peraturan pemerintah (PP), 9 Januari 1987.

Baca Juga: Fakta Menarik Kamboja

Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan mengalami dua kali renovasi antara tahun 1991 dan 1997. Fase pertama dimulai pada tahun 1991 dan berakhir pada tahun 1994 untuk merenovasi jalur taksi, stasiun penumpang dan kargo, serta memperpanjang landasan pacu. Pada tahun 1995, pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepulgen merupakan bandara kelima di Indonesia, dan merupakan bandara untuk wilayah Kalimantan (termasuk Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan). Provinsi Dan).

Proyek renovasi tahap kedua dilakukan pada tahun 1996, dan hanggar, pom bensin, dan gedung administrasi direnovasi. Tahap kedua telah selesai, dan bandara akhirnya membuka gedung dan fasilitas baru pada tahun 1997, memulai era baru beroperasi.

  1. Wilayah Atau Luas

Kab Kutai Kartanegara mempunyai luas 27. 263, 10 kilometer persegi. Letak ibu kota anyar di Kaltim terbentang dari 115º2628″ BT lolos 117º36″ 43″ BB dan 1º2821″ LU dan 1º0806S.

dalam administratif Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kab Malinau, Kab Kutai dan Kota Bontang ada di perbatasan utara.

Sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar, sementara di selatan berbatasan dengan Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam di Utara Brasil.

Guna pemekaran negeri, Kutai Kartanegara mempunyai 18 kecamatan.

  1. Pantai Dan Pegunungan

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki topografi wilayah berupa pantai, daratan dan pegunungan. Wilayah pesisir terletak di sebelah timur, dengan ketinggian (mdpl) 0-7 meter.

Wilayah pesisir Kutai Kartanegara seluas 202.281 hektar atau 7,4% dari luas wilayah. Luas tanah adalah 30,73% dari Luas Kecamatan. Tanahnya datar, lerengnya datar, kadang terendam, kadar air tanah cukup baik, bisa diairi dan tidak akan erosi.

Untuk wilayah daratan dengan ketinggian lebih dari 25-100 mdpl luasnya 25,03% atau sekitar 682.027 hektar. Sedangkan areal dengan ketinggian lebih dari 100 meter adalah 1.004.055 hektar atau seluas 36,83%, dan ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung dengan pengembangan terbatas.

  1. Dilalui Sungai Mahakam

Sungai Mahakam merupakan sungai terbesar yang membelah Prov Kaltim. Sungai ini membantu menunjang kehidupan warga desa-desa kecil di hulu, hilir dan anak sungainya. Hulu sungai mengalir melalui Kabupaten Kutai

Sungai Mahakam merupakan sungai terbesar yang membelah Prov Kaltim. Sungai ini membantu menunjang kehidupan warga desa-desa kecil di hulu, hilir dan anak sungainya. Di hulu sungai mengalir melalui Kabupaten Di Kutai, dan hilir Kabupaten Kutai Kartanegara dan kota Samarinda. Panjang sungai mencapai 920 kilometer dan luas wilayah sekitar 149.277 kilometer persegi. Ada beberapa anak sungai dari Sungai Mahakam yaitu Sungai Belayan, Sungai Lawa, Sungai Kedang Kepala, Sungai Telen dan Sungai Tenggarong. Masyarakat Samarinda tidak hanya memanfaatkan tepian Sungai Mahakam sebagai tempat rekreasi, terutama pada sore hari, tetapi juga sebagai tempat rekreasi para wisatawan.

Pemerintah daerah setempat menata tepian sungai sedemikian rupa sehingga membuat wisatawan betah berada di tempat tersebut. Sore harinya, puluhan pengusaha akan membuka warung makan dan minum, serta tempat duduk dan istirahat. Sementara untuk anak-anak, ada persewaan mainan. Jenis makanan yang dijual tidak banyak, karena sebenarnya yang paling populer di tempat ini adalah suasananya. Makanan yang bisa dibeli antara lain bakso, mie ayam, nasi goreng, mie goreng dan jagung bakar.

Saat matahari terbenam, karena panorama sunset di kedua sisi Sungai Mahakam menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, maka semakin banyak pula kawasan tepi sungai yang akan dikunjungi. Tak hanya di tepian sungai, pengunjung juga bisa mengagumi eksotisme Sungai Mahakam dari beberapa rumah makan yang berada di ketinggian kawasan perbukitan.

Tak hanya itu, pengunjung juga bisa menikmati tempat wisata di kawasan Sungai Mahakam, seperti Pesut Mahakam. Ada lumba-lumba air tawar (lumba-lumba Irrawaddy) yang langka di tempat lain. Lumba-lumba ini hanya muncul pada musim-musim tertentu. Habitat utama lumba-lumba ini berada di antara Muara Kaman dan Melak, sedangkan populasi terbesar berada di Muara Pahu. Biasanya lumba-lumba ini akan muncul pada pukul 06.00-08.00 WITA pada pagi hari atau pukul 16.00-18.00 WITA pada sore hari. Ada juga beberapa jenis burung dan mamalia, seperti burung enggang, marabou, udang, bekantan, lutung, berang-berang dan berbagai jenis hewan lainnya.

Di tengah sungai terdapat sebuah pulau kecil yaitu Taman Wisata Pulau Kumara yang memberikan keindahan dan hiburan bagi para wisatawan. Dari hulu hingga hilir, Sungai Mahakam terbagi menjadi tiga kecamatan administratif pemerintahan, yakni Kabupaten Kutai, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Samarinda.

Ada banyak cara untuk mencapai Sungai Mahakam. Untuk menuju sebagian besar daerah hulu, wisatawan bisa menggunakan perahu tradisional (jukung) atau perahu motor (ketinting). Pada saat yang sama, ia dapat mencapai bagian hilir sungai dengan transportasi darat melalui hutan belantara. Namun masih banyak jalur darat yang rusak dan berlubang sehingga merepotkan wisatawan yang menggunakan kendaraan bermotor. Wisatawan yang bepergian di darat disarankan menggunakan kendaraan roda empat.

  1. Pertambangan

Menurut situs resmi Kabupaten Kutai Kartanegara, industri pertambangan yang diekspor ke pasar global merupakan pilar utama Kabupaten Kutai Timur. Akibatnya perekonomian Kutai Kartanegara sangat dipengaruhi oleh perekonomian global.

Kegiatan pertambangan di Kabupaten Kartanegara meliputi pertambangan migas dan nonmigas. Gas alam dan minyak bumi merupakan hasil tambang dan berdampak besar bagi perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara dan seluruh Kalimantan Timur.

Pada 2015, total produksi batubara Kutai Kartanegara mencapai 55.844.597,90 ton (dari 73 perusahaan tambang batubara).

  1. Banyak Tempat Bersejarah

Kutai memiliki banyak tempat wisata yang memiliki nilai sejarah. Jika Anda sedang berada di kota ini, jangan lupa untuk mengunjungi Museum Muravaman, Museum Kayu dan Pulau Kumala.Sebagian besar tempat wisata sejarah Pulau Kumala terletak di Tenggarong, ibu kota Bupati Kartanegara, Kutala. Jadi jangan lupa mampir ke Tenggeran.